Cerita Inspirasi Terbaik dari Sebatang Lilin "Lilin yang Mengagumkan"
Lilin yang Mengagumkan
WRITTEN BY IBNU YUNUS
Pada suatu malam, cuaca sangat dingin dari malam-malam musim dingin,
salah satu teman Juhan berkata “Wahai Juhan, jika engkau sanggup begadang di
tengah lapangan desa tanpa membuat api unggun, kami akan mentraktirmu makanan
paling enak, tapi jika engkau gagal maka dirimu yang harus melayani kami dengan
makanan enak.”
Tanpa ditawari kedua kalinya, Juhan menyetujui tantangan dari
temannya, ia begadang sepanjang malam sesuai permintaan dari temannya.
Cahaya pagi
menghampiri, Juhan bergegas menjumpai temannya dengan perasaan bahagia.
“Aku sudah
melaksanakan permintaan kalian dan aku berhasil, sekarang mari kita tunaikan apa
yang kalian janjikan.”
Teman-teman Juhan
bertanya “Bagaimana mungkin engkau sanggup begadang semalaman, dalam kondisi sangat
dingin?”
Juhan menjawab
“Aku begadang sepanjang malam di tengah lapangan desa dengan cara memindahkan
potongan batu dari tempatnya ke tempat lainnya, itu yang aku lakukan
berulang-ulang, dengan cara seperti itu aku merasa hangat tanpa merasakan
dinginnya malam, meskipun tidak ada api unggun di dekatku.”
“Benarkah semalam
tidak ada api unggun sama sekali di sisimu?” Juhan menjawab dengan pasti “
Tidak ada, kecuali sebatang lilin di jendela rumah penduduk yang dinyalakan
pertengahan malam, seratus meter jauhnya dari lapangan.”
Teman-teman Juhan
berkesimpulan “Kami telah mengetahui sebabnya, jadi! Engkau telah menghangatkan
dirimu dengan sebatang lilin wahai Juhan, maka engkau gagal dengan apa yang
telah kita sepakati, maka engkau harus mentraktir kami makanan enak.
Juhan mencoba
untuk menyakinkan teman-temannya, bawasanya ia tidak gagal. Tiga hari kemudian
akhirnya mereka sepakat untuk sarapan di rumah Juhan.
Teman-teman Juhan
hadir kerumahnya pada hari yang telah disepakati, mereka tidak melihat makanan
di atas meja, duduk dan sabar yang mereka lakukan menunggu makanan. Penantian
panjang mereka lalui… dan pada akhirnya salah seorang di antara mereka berkata
“Kalian yakin, Juhan akan menyiapkan makanan untuk kita, dalam waktu selama
ini.”
Akhirnya mereka
ragu, dan bertanya: “Adakah di antara kalian yang mencium bau makanan?” mereka
sepontan menjawab “Tidak, sejak kami masuk tidak ada makanan yang tercium.”
Tiba-tiba Juhan
masuk, teman-temannya bertanya kepada Juhan dengan nada sedikit keras: “Juhan,
kenapa hidangannya belum siap?” Juhan menjawab dengan tersenyum “Bersabarlah,
makanan sedang dimasak” temannya bertanya lagi “Tapi kami tidak mencium bau
makanan apapun!” Juhan menjawab: “Jika kalian tidak percaya padaku mari ikut
denganku ke halaman rumah untuk membuktikan, sekarang makanan di atas api.”
Juhan dan
teman-temannya menuju halaman rumah untuk melihat makanan yang sedang dimasak,
mereka sangat heran ketika melihat makanan di dalam belanga besar yang
dipanaskan oleh sebatang lilin kecil dengan jarak sangat jauh, jarak antara
lilin dan belanga sejauh satu meter. Teman-teman Juhan terheran-heran “Juhan,
apa maksudnya ini! Bagaimana mungkin panasnya api lilin kecil ini akan memasakkan
makanan yang berada di dalam belanga besar sedangkan di antara keduanya
memiliki jarak yang jauh?”
Juhan menjawab:
“Bukankah kalian bilang semalam aku dipanaskan oleh sinar lilin dengan jarak
seratus meter dari lapangan? Jadi api lilin ini pasti akan menjadikan makanan
ini masak dengan jarak satu meter, bukan saratus meter.”
Teman-teman Juhan
tertawa lepas dan berkata: “Kami kalah wahai Juhan”
Akhirnya Juhan ditraktir
makanan enak oleh teman-temannya. SC
September 2016 @ Hak cipta Sari Cerita. Tidak untuk ditukar,
digandakan, atau dijual.
Poin Penting
#Tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan, sejauh logika
menyakininya
#Setiap orang memiliki hati yang harus dihargai dan setiap janji
harus ditepati
Catatan:
Cerita ini berjudul asy syam’atu al ajibah karangan Nashif
Mustafa Abdul Aziz
Baca juga:
cerita terbaik si miskin dan si kaya
Baca juga:
cerita terbaik si miskin dan si kaya
No comments: