Header Ads

cerita-cerita inspirasi penuh hikmah bagi kehidupan

Pernikahan Badarul Budur


Pernikahan Badarul Budur

WRITTEN BY IBNU YUNUS

Badarul budur adalah seorang putri yang sangat cantik, anak dari Syaikh Hasan satu-satunya ia memiliki paras yang rupawan hingga pada suatu hari ayahnya berkata sesungguhnya tiga orang pemuda telah datang untuk mengkhitbahmu, mereka adalah Hasan ibnu Uzair, Hammam ibnu Qaid jausyi, dan Mas’ud ibnu Qadhi qudhah.

Syaikh Hasan memberi tantangan  besar bagi ketiga para pemuda yang hendak melamar putrinya, pada hari yang telah disepakati mereka bertiga hadir menjumpai Syaikh Hasan dan putrinya Badarul budur di atas singgasana mewah, kemudian Syaihk Hasan menanyai satu persatu alasan mereka hendak menikahi putrinya.

Hasan berkata “Karena ia telah mendengar tentang kecantikannya dan kebaikan budi pekertinya dan ia terpesona kepadanya.”

Hammam berkata “Sesunggunya ketika ia berjumpa dengan para tentara untuk melatih mereka tidak sengaja ia memandang kearah badarul budur seketika itu ia takjub akan dia.”
Sedangkan Mas’ud berkata “Sesungguhnya ia akan setia kepada Badarul budur dan melayani semua permintaannya sepenuh hati sampai akhir hayat” setelah mengetahui alasan mereka Syeikh Hasan berkata “aku mendengar Badarul budur pernah berkata ia akan menikah dengan seseorang yang dapat memberinya hadiah terindah yang ia sukai.”

Hasan, Ham’mam, dan Mas’ud keluar dari istana, mereka pergi ke negeri yang jauh untuk mencari hadiah terindah yang akan dipersembahkan kepada Badarul budur. Waktu terus berlalu tanpa terasa sebulan telah berlalu, ketiga pemuda yang hendak meminang Badarul budur membawa hadiah terindah yang mereka dapatkan.

Hasan hadir dengan sebuah apel yang sangat indah dan memiliki khasiat luar biasa, barang siapa yang memakan apel ini maka Allah akan menyembuhkan segala penyakit yang ada pada tubuhnya, sedangkan Ham’mam hadir dengan permadani terbang, barang siapa yang menaikinya maka ia bisa pergi kemana saja yang diinginkannya sejauh mata memandang, dan pemuda terakhir Mas’ud hadir dengan seorang wanita yang sengat luar biasa, barang siapa memandang ke arahnya maka ia dapat melihat kondisi atau keadaan seseorang baik itu sifatnya maupun akhlaknya.

Ham’mam sagat ingin mengetahui keadaan Badarul budur, ia melihat Badarul budur tidur di dalam kamarnya yang dikelilingi pelayang kerajaan dalam keadaan menangis…maka cemaslah ketiga-tiganya dan mereka bertiga ingin cepat-cepat menamui Badarul budur, mereka tidak menemukan cara tercepat menuju ke kamar Badarul Budur selain dengan mengenakan permadani yang dihadirkan oleh Ham’mam untuk memindahkan mereka dengan cepat menjumpai Badarul budur.

Mereka bertiga akhirnya terbang dengan permadani, melayang di udara melewati perkotaa melesat cepat turun di taman istana. Ketiganya secepat mungkin menjumpai Badarul budur setelah minta izin masuk ke istana, ketika sampai mereka mendapati Badarul budur tertidur di atas kasurnya, tampak kesakitan dan sangat lemah, sedangkan ayahnya sangat sedih melihat kondisi Badrul budur.

Hasan mendekati tempat tidur Badarul Budur, ia memberinya apel penawar segala penyakit untuk dimakan…Badarul budur pun memakan apel tersebut maka seketika itu juga kesehatannya pulih seperti sedia kala, ayahnya sangat senang atas kesembuhannya itu. Hasan berkata “Aku akan menikahimu, karena apelku yang menjadi sebab kesembuhanmu” kemudian Mas’ud berkata “Aku akan menikahimu, jika bukan karena perempuan luar biasa ini maka kita tidak akan mengetahui engkau sakit” sedangkan Ham’mam berkata ”Aku akan menikahimu, karena dengan permadani terbang milikku kami bisa menuju kemari dengan cepat untuk menolongmu” Badarul budur bingung untuk memilih siapa yang akan menjadi suaminya, ia pun minta waktu untuk menentukan pilihan.

Ketiga pemuda itu keluar dari kamar Badarul budur, menanti keputusan Badarul budur di raung tengah istana…tidak lama setelah itu Badarul budur hadir dengan wajah sedikit tersenyum di hadapan ketiga pemuda yang mencintainya, ia berkata”Sesungguhnya aku sudah berpikir dan menemukan siapa yang pantas untuk menikahiku…dia adalah Hasan si pemilik apel”

Ia satu-satunya di antara mereka yang memberi hadiah kepada Badarul budur yang tidak dapat dikembalikan lagi karena sudah dimakan, kemudian Badarul budur mengembalikan permadani milik ham’mam dan perempuan luar biasa itu kepada Mas’ud.

Pada akhirnya Hasan -si pemilik apel- menikahi Badarul budur dan hiduplah merekan berdua dalam kebahagian hingga akhir hayat. SC


Oktober 2016 @ Hak cipta Sari Cerita. Tidak untuk ditukar, digandakan, atau dijual.

Poin Penting
#Ketika memberi jangan niatkan untuk mengambil kembali
#Setiap kebaikan pasti akan selalu mendapat balasan tanpa disangka-sangka

Catatan:

Cerita ini berjudul zawaj badarul budur karangan Nashif Mustafa Abdul Aziz

Baca juga cerita menarik lainnya

No comments:

Powered by Blogger.